Pengertian Film Dokumenter

Jelajahi pengertian film dokumenter: sejarah, jenis, gaya, dan perkembangannya. Temukan bagaimana dokumenter mampu mempengaruhi media dan masyarakat secara mendalam.

film-dokumenter-sejarah-jenis-gaya-dan-perkembangannya
Ilustrasi film dokumenter via pixabay - Ahmad Joni

Ahmadjoni.com - Hai, Ahmad Joni di sini. Film dokumenter adalah bentuk sinematografi yang bertujuan untuk mencatat, mendidik, atau mengungkap realitas dengan pendekatan kreatif. Berbeda dengan film fiksi, dokumenter mengandalkan fakta, wawancara, arsip, dan observasi langsung untuk menyampaikan pesan. Dalam perkembangannya, film dokumenter telah menjadi alat penting dalam pendidikan, jurnalistik, dan aktivisme sosial.

A. Sejarah Film Dokumenter

1. Awal Mula (1895–1920-an)

Film dokumenter pertama kali muncul bersamaan dengan kelahiran sinematografi. Nanook of the North (1922) karya Robert J. Flaherty dianggap sebagai film dokumenter panjang pertama yang sukses. Flaherty menggunakan teknik observasional untuk menggambarkan kehidupan suku Inuit di Kutub Utara.

Pada era ini, dokumenter masih bersifat eksotis dan eksploratif, sering kali dibuat oleh penjelajah atau antropolog.

2. Era Propaganda (1930–1945)

Dokumenter menjadi alat propaganda selama Perang Dunia II. Leni Riefenstahl dengan Triumph of the Will (1935) mempopulerkan penggunaan film untuk kepentingan politik. Di sisi lain, Why We Fight (1942–1945) karya Frank Capra digunakan oleh sekutu untuk memobilisasi dukungan perang.

3. Dokumenter Modern (1960–1990-an)

Dengan munculnya teknologi kamera portabel, gaya cinéma vérité dan direct cinema berkembang. Film seperti Chronicle of a Summer (1961) dan Grey Gardens (1975) mengandalkan interaksi spontan antara pembuat film dan subjeknya.

Era Digital (2000–Sekarang)

Platform seperti Netflix, YouTube, dan festival film (e.g., Sundance) memberi ruang bagi dokumenter independen. Karya seperti The Social Dilemma (2020) dan 13th (2016) menunjukkan bagaimana dokumenter bisa viral dan memengaruhi opini publik.

B. Jenis-Jenis Film Dokumenter

1. Dokumenter Observasional

Jenis dokumenter ini mengedepankan pendekatan "fly on the wall", di mana pembuat film hanya mengamati tanpa intervensi. Tidak ada narasi, wawancara, atau musik dramatis—hanya realita yang mengalir alami. 

Gaya ini dipopulerkan oleh gerakan Direct Cinema di Amerika dan Cinéma Vérité di Prancis. Contohnya adalah "Primary" (1960), yang mengikuti kampanye presiden John F. Kennedy tanpa manipulasi editorial.  Contoh: Hoop Dreams (1994).

2. Dokumenter Ekspositori

Dokumenter ekspositori adalah jenis film dokumenter yang paling tradisional dan sering digunakan dalam program televisi atau pendidikan. Ciri utamanya adalah narasi langsung (voice-over) yang menjelaskan gambar atau rekaman yang ditampilkan. Jenis ini bersifat informatif dan sering menggunakan wawancara, data statistik, serta gambar arsip untuk memperkuat argumen. 

Contoh terkenal adalah "The Blue Planet" (2001) karya David Attenborough, yang memberikan penjelasan mendalam tentang kehidupan laut. Singkatnya, dokumenter ekspositori menyajikan narasi dengan voice-over dan argumen terstruktur. Contoh: The Cove (2009).

3. Dokumenter Partisipatori

Dalam dokumenter partisipatori, pembuat film terlibat langsung dengan subjeknya, bahkan menjadi bagian dari cerita. Interaksi antara sutradara dan narasumber terlihat jelas, sehingga penonton merasakan kedekatan emosional. Michael Moore dikenal dengan gaya ini, seperti dalam "Bowling for Columbine" (2002), di mana ia aktif mengajukan pertanyaan provokatif tentang kekerasan senjata di AS.

4. Dokumenter Reflektif

Dokumenter reflektif tidak hanya menceritakan realita, tetapi juga mengungkap proses pembuatan film itu sendiri. Jenis ini sering mempertanyakan keaslian representasi realitas dalam media. Contohnya "Man with a Movie Camera" (1929) karya Dziga Vertov, yang mengeksplorasi hubungan antara kamera, editor, dan penonton.

5. Dokumenter Puitis

Berbeda dengan dokumenter konvensional yang fokus pada fakta, dokumenter puitis lebih menekankan suasana, emosi, dan keindahan visual. Alur cerita bisa non-linear, dan musik serta gambar dipilih untuk menciptakan kesan tertentu. Contoh klasiknya adalah "Koyaanisqatsi" (1982), yang menggabungkan gambar time-lapse dengan musik minimalis untuk menggambarkan kehidupan modern.

6. Dokumenter Performatif

Jenis ini menggabungkan elemen personal dengan isu sosial, sering kali dengan sudut pandang subjektif pembuat film. Dokumenter performatif menggunakan pengalaman pribadi untuk menyoroti masalah yang lebih besar. Contohnya "Stories We Tell" (2012) – Sarah Polley. 

Pada film tersebut, Polley menggali rahasia keluarganya dengan menggabungkan rekaman rumah tangga, rekonstruksi dramatis, dan wawancara. Pendekatan performatifnya mengungkap bagaimana ingatan bersifat subjektif dan kebenaran sering kali dibentuk oleh perspektif yang berbeda.

7. Dokumenter eksperimental

Dokumenter eksperimental menantang batasan bentuk tradisional dengan teknik editing, animasi, atau pendekatan avant-garde. Tujuannya adalah menciptakan pengalaman unik bagi penonton. Contohnya "Sans Soleil" (1983) karya Chris Marker, yang menggabungkan narasi filosofis dengan gambar abstrak.

C. Gaya Penggarapan Film Dokumenter

Film dokumenter memiliki berbagai gaya penggarapan yang memengaruhi cara cerita disampaikan. 

1. Cinéma Vérité

Gaya ini berasal dari Prancis tahun 1960-an dan menekankan pada penangkapan realitas secara spontan tanpa skrip atau persiapan khusus. Ciri utamanya adalah penggunaan kamera handheld dan pencahayaan alami untuk menciptakan kesan autentik serta interaksi langsung antara pembuat film dengan subjeknya. 

Tidak seperti dokumenter tradisional, Cinéma Vérité memperbolehkan sutradara untuk memprovokasi atau memancing reaksi subjek, sehingga menciptakan momen-momen tak terduga yang jujur. Contoh terkenalnya adalah Dont Look Back (1967) yang mengikuti tur musisi Bob Dylan dengan gaya observasional namun tetap melibatkan interaksi antara kru film dan subjek.

2. Direct Cinema

Berbeda dengan Cinéma Vérité, Direct Cinema yang berkembang di Amerika Serikat berusaha menjadi "lalat di dinding" dengan intervensi minimal. Gaya ini benar-benar membiarkan subjek berbicara sendiri tanpa arahan, wawancara, atau narasi dari pembuat film. 

Teknologi kamera dan sound sync yang lebih ringan di era 1960-an memungkinkan pendekatan observasional murni ini. Primary (1960) adalah contoh klasik yang mengikuti kampanye presiden John F. Kennedy dan Hubert Humphrey dengan gaya yang sangat observasional, menangkap momen-momen alami tanpa campur tangan sutradara.

3. Mockumentary

Gaya ini merupakan parodi dari film dokumenter dengan menggunakan semua teknik dokumenter tradisional (seperti wawancara, rekaman handheld, dan narasi) tetapi untuk menceritakan kisah fiksi. Mockumentary sering kali bersifat satir atau komedi, mengkritik format dokumenter itu sendiri atau aspek tertentu dalam masyarakat. 

This Is Spinal Tap (1984) adalah contoh sempurna yang mengolok-olok dunia musik rock melalui kisah band fiktif Spinal Tap, dengan semua elemen dokumenter seperti wawancara dan rekaman konser yang dibuat-buat.

4. Hybrid Documentary

Gaya inovatif ini menggabungkan berbagai elemen termasuk rekaman dokumenter asli, rekonstruksi dramatis, animasi, atau bahkan fiksi untuk mengeksplorasi suatu subjek. Hybrid Documentary sering mengaburkan batas antara fakta dan fiksi untuk menciptakan pengalaman menonton yang lebih emosional atau konseptual. 

The Act of Killing (2012) adalah contoh brilian di mana para pelaku pembunuhan massal di Indonesia diminta merekonstruksi kejahatan mereka dengan gaya film Hollywood, menciptakan perpaduan mengejutkan antara dokumenter dan drama.

BACA JUGA:

Program Feature Televisi

Mengenal Feature

D. Perkembangan Film Dokumenter di Era Digital

1. Streaming Platform

Netflix, Disney+, dan HBO Max menjadi rumah bagi dokumenter berkualitas seperti Making a Murderer (2015).

2. Dokumenter Interaktif

Contoh: Black Mirror: Bandersnatch (2018) yang memungkinkan penonton memilih alur cerita.

3. Dokumenter Pendek Viral

YouTube dan TikTok mempopulerkan format dokumenter mini, seperti karya Vox dan Vice.

4. Teknologi VR (Virtual Reality)

Dokumenter VR seperti Clouds Over Sidra (2015) memberikan pengalaman imersif.

Film dokumenter telah berevolusi dari sekadar rekaman eksotis menjadi medium yang powerful dalam menyampaikan kebenaran, kritik sosial, dan edukasi. Dengan perkembangan teknologi, dokumenter terus menemukan bentuk baru yang lebih interaktif dan mendalam.

Itu saja pembahasan tentang Film Dokumenter: Sejarah, Jenis, Gaya, dan Perkembangannya dari Masa ke Masa. Oh ya, jangan lupa subscribe channel youtube Ahmad Joni ya untuk belajar tutorial seputar desain grafis, film, sinematografi dan editing audio visual. Saya Ahmad Joni, sampai jumpa lagi di artikel seputar tutorial film,  TV dan content creator lainnya!

Ahmad Joni
Ahmad Joni Rutin membuat film pendek, tutorial membuat film, editing dan animasi di website ahmadjoni.com & youtube Ahmad Joni Pro

Posting Komentar untuk "Pengertian Film Dokumenter"